Minggu, 13 Juni 2010

Enggan masuk syurga




Suatu hari, ketika Rosululloh berkumpul dengan para sahabatnya, tiba-tiba beliau berkata, “Setiap umatku pasti masuk surga kecuali yang enggan! “. Mendengar statemen nabi, salah satu diatara mereka memberanikan diri bertanya, “Siapakah yang enggan masuk surga itu ya Rosul?” Rosululloh menjawab, “ Barang siapa yang taat kepadaku akan masuk syurga, dan barang siapa yang durhaka kepadaku, sungguh dia telah enggan masuk ke dalam syurga “.Ungkapan ini (siapa yang durhaka kepada ku sungguh dia telah enggan ) menunjukkan betapa cinta Rosulullah kepada kita. Nabi tidak tega umatnya masuk neraka walaupun hanya satu orang saja. Kalau bicara sebab akibat barang kali nabi akan bersabda barang siapa taat kepadaku maka akan masuk surga dan barang siapa durhaka kepadaku maka akan masuk neraka. Tetapi tidak demikian nabi justru bersabda barang siapa durhaka kepadaku maka dialah orang yang enggan ( karena nabi tidak mau umatnya masuk neraka).
Siapa orang yang taat kepada Rosululloh? Mereka adalah orang-orang yang mau menghidupkan sunah Rosul. Baik dari segi performance ( shuroh) seperti memelihara jenggot. Yang kedua akhlaq ( shiroh ) dan yang ke tiga risau dan fikir nabi ( sariroh )
Nah, kini pertanyaannya apakah kita sudah termasuk orang yang ta’at kepada Rosululloh? Menghidupkan sunah nabi dalam keseharian kita. Jawabnya ada pada diri kita masing-masing.

Celaka di bulan Ramadhan

Celaka ! Bulan Ramadhan
Dosa tak di ampuni
Malam itu suasana kota madinah cukup sepi. Umat islam baru saja menunaikan sholat tarawih di masjid nabawi. Mereka tidak buru-buru pulang ke rumah. Seperti biasa, mereka membuat khalaqoh ( duduk melingkar) kecil di berbagai sudut masjid. Ada yang mudzakaroh ( diskusi agama ) dengan mengambil tempat di pojok. Ada yang tadarrus ( baca al-qur’an ) dekat mihrab. Dan ada pula yang asyik muthola’ah ( mengkaji kitab ).
Rosululloh saat itu berada di depan mihrob pengimaman. Suasana malam itu benar-benar tenang dan damai. Namun, tiba-tiba Rosululloh memanggil para sahabatnya, “ Mendekatlah ke mimbar sahabat-sahabatku !”. Mendengar perintah Rosululloh, para sahabat yang berpencar di berbagai sudut mendekati mihrob dimana Rosululloh berdiri. Begitu mereka sampai di depan mihrob, Rosul melangkahkan kaki kanannya ke anak tangga mimbar yang pertama seraya mengangkat ke dua tangannya dan berucap, “ Amin “. Tidak lama kemudian Kekasih Allah itu melangkahkan kaki sebelah kiri seraya mengangkat ke dua tanggannya kembali dan berkata, “ Amin”. Dan belum sampai hitungan menit, Rosululloh kembali menginjakkan kaki kanannya ke anak tangga mimbar yang ke tiga sembari mengangkat tangannya dan dari bibir mungilnya kembali terucap, “ Amin”.
Melihat hal itu, para sahabat yang hadir di masjid nabawi heran, tetapi tidak sepatah katapun keluar dari bibir mereka. Semua diam dan membisu. Tidak seorangpun berani mengeluarkan suara, namun mata mereka satu dengan yang lain saling berpandangan. Seolah-olah bertanya apa sebenarnya maksud dan tujuan Rosulullah melakukan hal itu. Manakala Rosulullah turun dari mimbar, salah seorang sahabat nabi yang terkenal pemberani, yaitu ka’ab bin khujroh memberanikan diri mengajukan satu pertanyaan, “ Ya Rosul sungguh malam ini kami mendengar sesuatu yang belum pernah kami dengar sebelumnya ! “.
Seperti biasa, setiap kali mendapat pertanyaan dari para sahabatnya, Rosululloh tersenyum. Dengan penuh kearifan, Rosululloh menjawab,
“ Ketahuilah sahabatku-sahabatku, baru saja sahabat karibku Jibril alaihissalam menghampiriku seraya memanjatkan doa. Ketika aku melangkahkan kakiku yang pertama ke anak tangga mimbar, Jibril berdoa, “ Celakalah orang yang berjumpa dengan bulan Ramadhan, tetapi dosa-dosanya tidak di ampuni oleh Allah subchanahu wa ta’ala “. Saat itu aku jawab Amin. Kemudian ketika Aku melangkahkan kaki kiri ke tangga berikutnya, malaikat jibril berdoa lagi, “ Celakalah orang mendengar namamu di sebut disisinya, namun dia tidak mau membaca sholawat untukdirimu “. Pada saat itu akupun menengadahkan wajahnya ke atas sambil mengangkat kedua tangan seraya menjawab Amin. Dan akhirnya ketika aku menginjakkan kaki ke tangga berikutnya, Jibril berdoa “. Pada saat itu akupun menjawab Amin.